Profil Desa Pagerejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Pagerejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, dikenal sebagai desa yang kaya akan nilai sejarah dan kearifan lokal. Berlokasi di lereng Gunung Sindoro, Pagerejo memiliki potensi besar di bidang pertanian dan pariwisata sejarah, yang diperkuat denga
-
Warisan Sejarah dan Spiritual
Pagerejo memiliki situs sejarah yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Sri Sultan Hamengkubuwono II dan makam leluhur desa, Sunan Puger. Keberadaan situs-situs ini menjadikannya destinasi ziarah dan wisata sejarah yang penting.
-
Kearifan Lokal dan Tradisi Budaya
Masyarakat Pagerejo masih melestarikan tradisi unik, seperti ritual Tenongan di makam Sunan Puger. Tradisi ini ialah perwujudan nyata dari penghormatan terhadap leluhur dan penguat ikatan sosial antarwarga.
-
Potensi Pertanian dan Diversifikasi Ekonomi
Sebagai daerah dataran tinggi, Pagerejo mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghidupan utama, dengan komoditas seperti sayuran, tembakau, dan jagung. Selain itu, desa ini juga memiliki potensi agribisnis dan peternakan yang terus dikembangkan.
Desa Pagerejo, yang berada di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah yang menyimpan jejak sejarah dan kekayaan budaya yang mendalam. Lokasinya yang strategis di lereng selatan Gunung Sindoro memberikan desa ini pemandangan alam yang asri dan udara yang sejuk. Lebih dari sekadar keindahan alam, Pagerejo menonjol karena narasi sejarahnya yang kuat, yang diyakini sebagai tempat kelahiran salah satu tokoh besar Kesultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono II.Secara geografis, Pagerejo adalah salah satu desa di Kecamatan Kertek yang memiliki luas wilayah yang belum diketahui secara pasti, namun letaknya berbatasan dengan desa-desa sekitarnya. Wilayah Kecamatan Kertek berada di ketinggian antara 700 hingga 1.150 meter di atas permukaan laut. Keadaan geografis ini menciptakan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, yang mendukung aktivitas pertanian sebagai mata pencaharian utama. Meskipun data spesifik tentang luas wilayah dan jumlah penduduk Pagerejo tidak tersedia secara publik, namun secara umum desa ini merupakan bagian dari lanskap pedesaan yang dinamis di Wonosobo.
Menggali Potensi Pariwisata Sejarah dan Budaya
Potensi terbesar Desa Pagerejo terletak pada warisan sejarah dan budaya yang dimilikinya. Desa ini terkenal karena adanya petilasan dan makam yang memiliki keterkaitan erat dengan Sri Sultan Hamengkubuwono II atau Raden Mas Sundoro. Sebagian masyarakat percaya bahwa beliau lahir dan menghabiskan masa kecilnya di desa ini. Keberadaan narasi sejarah ini menarik perhatian para peziarah dan peneliti sejarah. Pemerintah Kabupaten Wonosobo pun secara aktif merespons dengan mendukung pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk Sri Sultan Hamengkubuwono II, memperkuat posisi Pagerejo sebagai situs bersejarah.Selain petilasan Sri Sultan Hamengkubuwono II, terdapat juga makam Sunan Puger, yang oleh masyarakat setempat dikenal sebagai Makam Sikramat. Sunan Puger diyakini merupakan kakek dari Sri Sultan Hamengkubuwono II. Makam ini menjadi lokasi penting bagi masyarakat yang masih melestarikan tradisi unik yang disebut Tenongan. Tenongan adalah ritual berkumpul dan berdoa bersama di makam, yang diadakan setiap 70 hari sekali. Setelah doa, masyarakat akan menyantap hidangan yang mereka bawa, yakni nasi yang dibentuk bulat, serundeng kelapa dan udang. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur.Di Pagerejo juga terdapat Sumber Mata Air Surodilogo yang dipercaya memiliki mitos awet muda. Berdasarkan cerita rakyat, mata air ini muncul dari bekas tancapan tongkat Ki Joko Suro, seorang prajurit Pangeran Diponegoro. Mata air ini kerap dikunjungi, terutama pada malam 1 Suro. Sebelum mandi di sumber mata air, biasanya diadakan ritual bersih makam Pangeran Puger dan kirab budaya sebagai bentuk pelestarian adat.
Sektor Pertanian dan Kehidupan Ekonomi
Meskipun potensi wisatanya begitu kuat, sektor pertanian tetap menjadi penopang utama perekonomian Desa Pagerejo. Mayoritas penduduk desa ini berprofesi sebagai petani. Lahan pertanian yang subur dimanfaatkan untuk budidaya berbagai komoditas, terutama sayuran. Selain sayuran, warga juga menanam tembakau, jagung, dan palawija. Produk-produk pertanian dari Pagerejo menjadi bagian dari pasokan komoditas yang didistribusikan ke pasar-pasar lokal.Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Pagerejo juga menghadapi tantangan, salah satunya terkait dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi area tambang galian C. Hal ini dapat berdampak pada perubahan bentang alam, ekologi, dan mata pencaharian. Namun inisiatif dari pemerintah desa dan masyarakat untuk mengelola potensi yang ada, seperti agribisnis dan peternakan, diharapkan dapat menciptakan diversifikasi ekonomi yang berkelanjutan.Secara keseluruhan, Desa Pagerejo ialah sebuah entitas yang memadukan kekayaan sejarah, kearifan lokal, dan potensi alam. Kisah-kisah leluhur yang diceritakan secara turun-temurun, tradisi budaya yang masih dijaga, dan lahan pertanian yang produktif menjadi tiga pilar yang membentuk identitas desa ini. Dengan upaya yang berkelanjutan, Pagerejo memiliki peluang besar untuk berkembang sebagai desa wisata sejarah dan budaya yang berdaya saing.